(i)
Lilin yang menerangi kamar ini
seakan mengerti apa yang kurasakan
bahangnya hangat
sayangnya, tak tersebar ke seluruh ruang
bila jauh, terasa dingin mengucup kulitku
lalu ia kuhampiri untuk terus berada dekat
merelakan diri dibelai sinarnya yang hangat.
(ii)
Di luar tingkap,
kulihat daun-daun mula luruh
dan hari semakin singkat.
Tika malam memeluk hari,
aku di peluk kerinduan
Sampai siang membawa matahari,
aku dibawa sunyi
semakin lama begini,
sakitnya semakin memeritkan.
Menggagau benak diasak pertanyaan;
Bilakah? Di manakah? Bagaimanakah?
(iii)
Dan lilin itu semakin layu
aku semakin pilu
dan dia...
Dia semakin jauh...
Dan bila semakin jauh,
semakin dekat aku rasakan.