Di sisiku bekas habuk rokok, seteko kopi O yang kian menyejuk
Di hadapan ku - empat orang teman yang duduk bersila memandang hujan,
Seekor kucing melingkar enakdi atas alas kaki dari kain buruk
Sebuah gitar tua dipetik temandalam nada sayunya.
"Aku rindu, teringataku pada Zulaikha."
"Masadah berlalu bergitu cepat. Kita ditelan masa."
Di serambi kami duduk merenung kenangan.
"Zulaikha , istimewa . Tak akan mudah aku melupakannya."
Sebatang demi sebatang, bertukar puntung
Diserang nyamuk tapi kami tetap setia merenung hujan
Masing-masingdengan cerita.
"Bilaaku pergi esok, aku akan tinggalkan dia di sini,"
kata temanku yang memuja Zulaikha.
"Aku pergi membawa diri sendiri," kata temanku yang memetik gitar.
"Aku bawa harapan," kata yang menukar teko kopi.
"Impian, cita-cita," kata yang berkaca mata.
Aku ?
Mengerling kedalam rumah.
Seorang gadis sedang leka membaca buku
Buku yangaku hadiahkan pagi tadi.
Dan gadis itu, masih setia menemaniku, hingga kini.
Di hadapan ku - empat orang teman yang duduk bersila memandang hujan,
Seekor kucing melingkar enak
Sebuah gitar tua dipetik teman
"Aku rindu, teringat
"Masa
Di serambi kami duduk merenung kenangan.
"
Sebatang demi sebatang, bertukar puntung
Diserang nyamuk tapi kami tetap setia merenung hujan
Masing-masing
"Bila
kata temanku yang memuja Zulaikha.
"Aku pergi membawa diri sendiri," kata temanku yang memetik gitar.
"Aku bawa harapan," kata yang menukar teko kopi.
"Impian, cita-cita," kata yang berkaca mata.
Mengerling ke
Seorang gadis sedang leka membaca buku
Buku yang
Dan gadis itu, masih setia menemaniku, hingga kini.