yang selalu menenangkan hati gundahku.
Sebuah muzik pantulan jiwaku
dilengkapi susunan tulisan indah
sebagai pelengkap, penyatuan dua jiwa
cantuman murni satu rasa.
Lukisan itu adalah dia
Indah, abstrak
kadang-kadang payah untuk aku baca
apalagi untuk kutafsir, untuk kusimpulkan.
Namun begitu,
dalam perjalanan emosi menghayatinya
Aku bertemu diriku
dan itu cukup untuk menceritakan dia.
Dia yang aku tafsirkan sebagai
segala yang terindah...
Dia yang tulus, yang keliru,
Dia yang halus. Dia, hidupku.